Pemprov Papua Barat Kembangkan Lahan Kopi
ngopibareng.id – Pemerintah Provinsi Papua Barat mulai mengembangkan lahan perkebunan kopi seluas 20 hektare di wilayah Kabupaten Pegunungan Arfak pada 2016 ini. Sebanyak 35 ribu bibit kopi jenis arabika telah disiapkan. Penanaman akan dilakukan di lahan milik masyarakat di Distrik Testega.
Kepala Dinas Perkebunan, Agus Wali di Manokwari, mengatakan bahwa awalnya bibit kopi tersebut akan diambil dari Pusat Penelitian Perkebunan Jember, Jawa Timur. Namun bibit dari lokasi tersebut dinilai sulit tumbuh di Pegunungan Arfak karena suhunya lebih dingin. Sebagai penggantinya, Dinas Perkebunan mengupayakan bibit yang sama dari Wamena, Papua. Koordinasi sudah dilakukan dan saat ini proses pembibitan sedang berlangsung.
“Pegunungan Arfak merupakan daerah dengan ketinggian di atas 2.000 meter dari permukaan air laut. Bibit dari Jember memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri, berbeda dengan Wamena yang memang memiliki karakteristik daerah yang sama dengan Pegunungan Arfak,” katanya dilansir dari antaranews.com.
Pengembangan kebun kopi akan sepenuhnya melibatkan masyarakat setempat. Bibit yang disiapkan pemerintah daerah akan dibagikan kepada masyarakat di distrik tersebut. Sementara ini, jumlah dan lokasi lahan penanaman tersebut sudah didata dan masyarakat dilarang membuka lahan baru untuk untuk mengantisipasi bencana longsor dan banjir bandang.
“Kita tahu bahwa Pegunungan Arfak adalah daerah rawan bencana. Untuk itu, penanaman ini cukup memanfaatkan lahan yang sudah ada, bisa di bekas kebun dan pekarangan masing-masing,” ujarnya.
Pemerintah akan melakukan pendampingan kepada masyarakat dari pengolahan tanah, penanaman, hingga panen. Dalam programnya telah disiapkan dana stimulan berupa insentif, pelatihan pengolahan hingga pemasaran hasil produksi kopi olahan mereka. Ia menilai potensi daerah tersebut cukup tinggi untuk pengembangan kopi.
Para misionaris puluhan tahun lalu disebutnya sudah mengembangkannya di beberapa daerah Pegunungan Arfak. Selain di Testega, pengembangan kopi pun akan dilakukan di Distrik Minyambouw. Di daerah tersebut, tanaman kopi sudah tumbuh cukup lama namun kurang perawatan.
“Kita akan melihat, jika animo masyarakat tinggi, pendampingan akan kita lakukan biar mereka bisa memanfaatkan dan mengembangkan tanaman yang sudah ada,” pungkasnya. (hrs)