Panen Raya Jeruk, PKK Pasuruan Promosikan Untuk Cegah Covid-19
Puluhan kwintal jeruk dengan rasa segar dan manis itu sudah laris di pasaran. Bahkan, saking larisnya, para petani tak perlu jauh-jauh ke kota untuk berjualan hasil kebunnya, melainkan pembeli sendiri yang datang dengan membawa harga sendiri.
Supardi, salah satu petani jeruk mengaku tak lagi kerepotan mencari pembeli buah jeruk. Pembeli datang sendiri langsung ke petani untuk mengambil buah jeruk yang mengandung banyak vitamin C itu.
"Alhamdulillah, banyak orang yang langsung datang ke kebun saya untuk memetik jeruk sendiri. Tapi ya harus ditemani, karena metiknya harus benar. Tidak boleh diputar tapi digunting," katanya.
Untuk harga, para petani mematok Rp 6 ribu per kilogram untuk pedagang. Sedangkan harga untuk pengecer, Supardi dan petani lainnya mematok Rp 7 ribu per kilogramnya. Kebanyakan, para pembeli adalah penjual buah di pasar tradisional maupun modern di Malang, Surabaya, Probolinggo dan sekitarnya.
"Jeruk di sini biasanya yang ambil dari pasar-pasar di wilayah Malang. Surabaya masih belum," ujar petani jeruk yang punya lahan 1/2 hektar itu.
Supardi menjelaskan, ada kelompok petani jeruk di Desa Ngembal. Masing-masing kelompok beranggotakan 15 sampai 50 orang yang memilih varietas jeruk andalan Batu 55 atau yang di pasaran disebut jeruk keprok punten.
"Pohon jeruk itu masa produktifnya 25 tahun. Kalau pohon jeruk yang umurnya 2 sampai 4 tahun seperti ini, kalau panen per pohon mencapai 15-20 kilogram. Kalau setelah itu ya bisa lebih, buahnya juga lebih besar ukurannya," kata Supardi.
Sementara itu, musim panen jeruk keprok ini dimanfaatkan oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pasuruan, Lulis Irsyad Yusuf untuk mempromosikan salah satu andalan buah yang baru di Kabupaten Pasuruan.
Menurutnya, jeruk adalah salah satu buah favorit di tengah pandemic Covid-19. Vitamin yang ada dalam buah berwarna hijau dan kuning ini sangat berkhasiat untuk menjaga imun (daya tahan) tubuh.
"Jeruk adalah buah yang sangat dibutuhkan untuk menjaga daya tahan tubuh tetap terjaga. Kandungan vitamin C nya sangat tinggi, sehingga terbukti sangat baik untuk menjaga tubuh agar tetap fit," katanya.
Lulis mengatakan jika pontensi jeruk di Desa Ngembal sudah ada di Tahun 1980 sampai 1990-an. Hanya saja, pada tahun 1992 tanaman jeruk di desa tersebut rusak diserang hama. Kemudian sekitar Tahun 2000, geliat pertanian jeruk kembali bangkit dan menjadi potensi penambah sentra penghasil buah di Kabupaten Pasuruan.
"Ternyata jeruk hasil petani di sini sudah menembus pasar supermarket. Ini harus kita optimalkan dengan dibantu balai penelitian jeruk dan buah subtropika untuk pemeliharaan dan kelanjutan di Kabupaten Pasuruan," kata Lulis.
Di sisi lain, Kepala Loka Penelitian Jeruk dan Buah Sub Tropika Kementrian Pertanian RI, Harwanto menegaskan bahwa Kabupaten Pasuruan memiliki wilayah yang ideal untuk pengembangan kawasan jeruk maupun buah sub tropika. Salah satunya Kecamatan Tutur yang cocok dijadikan lokasi penanaman buah jeruk dan apel.
"Jeruk sangat cocok di daerah Tutur ini. Hasilnya sudah bagus, meski terus harus dikembangkan karena buahnya bisa sangat besar," katanya.