Corona, Pekerja Kena PHK dan Dirumahkan Capai 5.000 Orang
Hampir setiap hari kantor BPJS Ketenagakerjaan Kediri di Jalan Mayor Bismo, Kelurahan Semapir, tidak pernah sepi oleh kedatangan puluhan orang. Mereka yang datang tidak hanya berasal dari kota atau Kabupaten Kediri, melainkan juga dari luar daerah seperti Nganjuk. Ketiga wilayah ini merupakan cakupan kerja dari BPJS Ketenagakerjaan Kediri.
Mereka rela datang dari pagi untuk mendapatkan nomor antrean. Keperluanya beraneka macam. Namun selama masa pandemi Covid-19 terutama menginjak sejak bulan April 2020 lalu, lebih didominasi untuk keperluan peserta mengambil Jaminan Hari Tua (JHT).
Para peserta yang datang langsung ke kantor untuk keperluan pengurusan BPJS ketenagakerjaan, atau antrean offline dibatasi 60 orang per harinya. Sedangkan pelayanan kepengurusan menggunakan sistem online dilayani 87 peserta.
"Kita rata-rata dibatasi untuk yang datang langsung 60 orang. Kuota antrean online sebanyak 87 orang. Jadi sehari kita melayani 147 peserta ambil JHT," kata Kepala BPJS Ketenagakerjaan Kediri, Agus Suprihadi.
BPJS ketenagakerjaan Kediri mencatat dari bulan April hingga sekarang ada sekitar kurang lebih 5.000 peserta yang sudah mengambil JHT. Seperti diketahui, jumlah peserta BPJS Ketenagakerjaan di wilayah Kediri sebanyak 93.000 orang. Sedangkan untuk wilayah Nganjuk jumlahnya 13.000 peserta.
"Karena ini pandemi virus corona, banyak perusahaan yang mem-PHK karyawannya. Kuota antrean peserta kita selalu habis," terang Agus Suprihadi.
Menurut Agus Suprihadi, jumlah karyawan yang kena PHK di Kota Kediri masih relatif kecil jika dibandingkan dengan daerah lain. Justru jumlah karyawan yang dirumahkan untuk sementara waktu, jumlahnya jauh lebih tinggi. Kabarnya, jika kondisi sudah kembali normal maka karyawan tersebut akan dipanggil kembali untuk bekerja.
"Alhamdulillah untuk kota/kabupaten Kediri dan Nganjuk itu untuk PHK tidak seperti di kota lain. Karyawan lebih banyak yang dirumahkan. Perlahan-lahan perusahaan yang merumahkan karyawannya sebagian sudah mulai aktif bekerja," sambung Agus Suprihadi.