Pahlawan Kota Kita, Gambarkan Figur yang Ada di Sekitar Kita
Mengambarkan cerita pahlawan pada anak-anak biasanya dilakukan dengan menceritakan perjuangan para veteran. Namun, hal lain dilakukan Komunitas Kumpul Dongeng Surabaya.
Bertepatan dengan Hari Pahlawan, mereka meluncurkan buku yang berjudul 'Pahlawan Kota Kita'. Dalam buku tersebut, terdapat 12 cerita kepahlawanan dari 12 penulis berbeda.
"Buku ini menceritakan 12 profesi penting dalam berjalannya sebuah kota. Seperti satpam, penjaga satwa, tukang parkir pesawat, penjaga pintu air, tim sar, penjaga perpustakaan,dan lain sebagainya," ujar Inge Ariani Safitri, dalam peluncuran buku 'Pahlawan Kota Kita', Minggu, 10 November 2019.
Kenapa memilih mengisahkan pahlawan dalam profesi tersebut?
Menurut Inge, karena profesi-profesi tersebut dekat dengan kita dan anak-anak dalam kehidupan sehari-hari. Tapi kita sering lupa jasa-jasa mereka.
"Untuk itu buku ini ditulis agar bisa membangkitkan rasa empati anak-anak," imbuh koordinator Komunitas Kumpul Dongeng Surabaya.
Inge yang menulis tenang profesi tukang parkir pesawat mengatakan, dalam pesawat yang diketahui pasti pilot. Padahal ada profesi lain yang tidak kalah penting agar pesawat bisa mendarat dengan mulus.
"Bayangkan, kalau tidak ada tukang parkir pesawat. Pesawat yang akan mendarat bisa tidak terkendali, dan membahayakan penumpangnya," katanya.
Selain membangkitkan empati anak-anak, lanjut Inge, buku ini juga ditulis agar anak-anak mengerti apa yang dilakukan profesi-profesi tersebut.
"Sehingga selain empati. Akan muncul juga sikap saling menghargai dalam diri anak-anak kepada semua profesi," imbuhnya.
Uniknya meski menceritakan tentang profesi, kata Inge, tokoh utama dalam buku ini bukanlah yang mempunyai profesi tersebut. Melainkan benda-benda mati yang bersingungan dengan profesi tersebut.
"Misalnya cerita tentang penjaga taman. Bukan petugasnya yang menjadi tokoh utama. Tapi pohon-pohonya yang saling berbicara, nanti akan ada konflik yang dimunculkan sehingga profesi tersebut akan muncul," sambung Inge.
Menurut Inge, hal ini dilakukan supaya anak-anak bisa mengasah imajinasinya secara luas.
Inge berharap, dengan adanya buku ini para orang tua mau menceritakan kisah kepahlawanan dalam buku ini kepada anak-anaknya.