Organisasi Kopi Internasional Dorong Indonesia Tingkatkan Produksi
ngopibareng.id – Direktur Eksekutif International Coffee Organization (ICO) Roberio Oliveira Silva menyampaikan pentingnya peningkatan produksi kopi Indonesia. Hal itu disampaikan Silva di acara Sustainable Coffee Event yang diselenggarakan Gabungan Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (GAEKI) dan Sustainable Coffee Platform Indonesia (SCOPI) di sela-sela Trade Expo Indonesia (TEI) ke-31 di JIExpo Kemayoran, yang digelar pada 12-16 Oktober 2016.
“Indonesia merupakan negara produsen kopi nomor empat dan konsumen nomor tujuh di dunia. Posisi Indonesia sangat penting menjaga pasokan dan permintaan kopi global dengan menurunnya produksi kopi dunia yang diakibatkan salah satunya oleh badai El-Nino. Peningkatan produksi kopi Indonesia penting untuk mengisi kekosongan dalam persediaan kopi global,” kata Roberio, dikutip dari laman tempo.co.
Lembaga ICO merupakan organisasi internasional antarpemerintah untuk komoditas kopi yang berkantor pusat di London, Inggris. Negara-negara anggota ICO bersidang dua kali setahun. Di antaranya membahas perkembangan produksi dan industri kopi, perdagangan kopi global, dan pengembangan pertanian kopi yang berkelanjutan.
Kehadiran Direktur Eksekutif ICO di Jakarta difasilitasi oleh KBRI London bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan, GAEKI, dan SCOPI, sebagai bagian dari upaya diplomasi kopi Indonesia.
“Upaya diplomasi kopi lainnya yang dilakukan melalui KBRI London adalah memperjuangkan kepentingan industri kopi Indonesia dalam pertemuan negara anggota ICO dan mempromosikan kopi Indonesia di berbagai kegiatan, seperti World of Coffee di Dublin, Irlandia pada Juni 2016,” kata Atu Indarto, Sekretaris II Ekonomi KBRI London, yang mendampingi kunjungan Direktur Eksekutif ICO ke Jakarta.
Upaya peningkatan produksi kopi Indonesia sudah dilakukan oleh Kementerian Pertanian RI dengan menerapkan sejumlah kebijakan, seperti intensifikasi, peremajaan kebun, peningkatan fasilitas, dan penyediaan akses permodalan. “Kementerian Pertanian mengimplementasikan berbagai kebijakan tersebut untuk meningkatkan produksi kopi Indonesia yang masih berada di kisaran 700 kilogram per hektare setiap tahun,” kata Dr Dwi Praptomo Sudjatmiko, Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar Kementerian Pertanian RI.
Produksi kopi Indonesia masih diminati pasar internasional sebagaimana terlihat dari penjualan di TEI. “Penjualan kopi Indonesia hingga hari keempat penyelenggaraan TEI sudah mencapai sekitar US$ 54,9 juta dengan lima pembeli teratas berasal dari Malaysia, Mesir, Korea Selatan, Palestina, dan Belgia,” kata Arlinda, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan RI, yang menjadi Ketua TEI ke-31.
Dalam kesempatan kunjungan ke Jakarta, Direktur Eksekutif ICO juga bertemu dengan Menteri Perdagangan saat penutupan TEI ke-31. (frd)