Sensasi Nyeruput Kopi di Lereng Gunung Wilis, Kediri
Ada tongkrongan baru di Kota Kediri. Tongkrongan ini mengedepankan pemandangan pegunungan, bukit, dan areal persawahan yang terbentang hijau. Pemandangan yang menenteramkan kalbu mereka yang suka dengan alam. Tak ketinggalan, menu makanan dan minuman khas Jawa Timur melengkapi indahnya panorama alam di Mojoroto, Kediri itu
Pemandangan dan menu ini bisa dijumpai di kafe SAP, di Jalan Margo Tani Kelurahan Sukorame Kecamatan Mojoroto. Pemilik kafe, Sujoko Adi Purwanto mengaku, pihaknya sengaja mendirikan kafe dengan pemandangan pegununungan, perbukitan sekaligus persawahan dengan maksud ingin menopang destinasi wisata yang sebelumnya sudah ada di Kota Kediri.
"Yang kami tampilkan di sini terkait dengan view pegunungan dan persawahan. Kami sambungkan lagi bahwa kafe ini akan menjadi destinasi, untuk menunjang objek wisata yang ada di Kota Kediri,” katanya.
Joko kembali menjelaskan jika konsep pembangunan kafe yang ia dirikan ini baru berjalan 40 persen. Ia berencana untuk menambah kembali wahana view lainnya berupa taman bunga matahari, rumah pohon, serta menanam aneka macam bibit buah buahan di sekitar area lokasi kafe.
"Nanti di situ kami bikinkan rumah pohon, juga tanami bibit buah buahan. Kami bikin agro buah juga bunga matahari. Kafe jadi destinasi wisata sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat, " ujarnya. Menurutnya, dengan adanya penambahan view, pengunjung memiliki banyak pilihan untuk menentukan lokasi swafoto.
Selain itu, kafenya juga menyediakan 10 varian minuman. Namun ada dua item yang paling disukai oleh pengunjung karena rasanya yang khas. Adalah kopi racikan petani lokal dan minuman tradisional herbal untuk kesehatan, kencur sere gula batu.
Sementara untuk hidangan menu makanan, lebih ditonjolkan masakan lokal, seperti nasi pecel khas Kediri, rawon, tumpang tumpuk, serta mie dan nasi goreng."Kami menggunakan produk kopi ini diambil dari petani lokal, diracik dibumbui sendiri. Rasanya lain dari pada yang lain. Pengunjung dari Sidoarjo beberapa waktu lalu berpesan agar racikannya tidak diubah," kata Joko.
Per cangkir kopi khas racikan petani lokal ini dijual terjangkau, Rp 5.000. Sedangkan, untuk minuman herbal tradisional kencur sere gula batu dipatok harga Rp 9.000.
Sementara, meski baru dua bulan dibuka, pengunjung yang datang tiap harinya bisa mencapai ratusan. Pengunjung yang datang bukan hanya berasal dari lokalan Kediri melainkan juga luar daerah se Karesidenan Kediri seperti Blitar, Tulungagung, Trenggalek , Nganjuk bahkan dari Bandung Jawa Barat.
Fani Firnanda, warga Perumahan Wilis Kecamatan Mojoroto Kota Kediri mengaku senang ngopi di kafe SAP lantaran pemandangannya sangat bagus. Baginya tempat ini sangat cocok untuk nongkrong sekaligus menghilangkan suntuk setelah jenuh bergulat dengan rutinitas sehari-hari.
"Kafe dengan nuansa pemandangan diapit dua gunung, yakni Wilis dan Klotok serta bukit Maskumambang," ujar pemuda berusia 25 tahun ini. Fani mengaku suka datang cangkrukan ke kafe pada waktu sore hari, terutama menjelang senja. "Kalau jelang senja, viewnya semakin bagus," ungkapnya.
Advertisement