Ngopi Bareng Yuk, di Bangunan Tua Era Belanda di Kediri
Sejak beberapa tahun terakhir ini, rintisan usaha café di Kediri mulai menjamur. Tak heran, karena Kediri dikenal sebagai kota penyedia layanan dan jasa, menarik sejumlah investor untuk luar berlomba membuka usaha.
Para pemilik modal menganggap Kota Kediri memiliki prospek yang bagus untuk membuka usaha, terutama kuliner dan cafe. Apalagi sebentar lagi awal tahun 2020 bakal ada pembangunan bandara bertaraf internasional di kota ini.
Hampir di setiap jalan protokol, bahkan kampung saat ini bermunculan usaha cafe atau warung kopi berfasilitas free WiFi. Mereka tak hanya sekedar menyuguhkan makanan dan minuman. Untuk menarik konsumen agar mau datang berkunjung, pemilik berusaha mengemas dengan kesan yang beda dengan café lainnya.
Salah satunya adalah Coffe Station. Café ini cukup menarik dan unik karena berdiri di atas bangunan peninggalan zaman Belanda. Karena lokasinya berada dekat dengan stasiun, pemiliknya pun kemudian memberi nama Coffe Station.
Dulu, sebelum dibuat cafe bangunan tua ini dibiarkan mangkrak tak terurus bertahun-tahun. Kemudian timbul ide untuk menyulap bangunan rumah tak berpenghuni tersebut menjadi kedai kopi yang enak untuk dibuat nongkrong
Meskipun baru dibuka pada pertengahan Agustus 2019 atau baru satu bulan berdiri, sudah menarik banyak peminat dari berbagai segmen usia. Kedai kopi ini tetap mempertahankan nuansa vintage rumah tua yang telah berdiri di era awal kemerdekaan.
Sebuah bar dari kayu jati Belanda dengan sentuhan warna dasar yang hanya mengandalkan vernis, menjadi tongkrongan mesin espresso. "Mereknya Italia Nuova Simonelli dengan pendamping kopi grinder dari merk yang sama, " terang Arief Priyono pengelolah café, Jumat 13 September 2019
Nuansa lampu gantung dengan look kuno tidak menghilangkan identitas vintage bangunan. Padahal di dalamnya berbagai peralatan kopi seduh manual modern bertebaran di atas meja bar. Meja bar yang terbuat dari kayu dipadu kursi bar dari besi dengan warna hitam dof, tetap menciptakan nuansa haromonis, tak saling bertabrakan.
“Proses konsep dan desainnya kami mulai pada sekitar November 2018. Memang harus berhati-hati agar hasil akhirnya tidak merusak nilai bangunan lama yang menurut kami sudah menjadi bahan baku yang kuat. Penggarapannya membutuhkan waktu hampir enam bulan,” kata Arief Priyono, pengelola café.
Kedai kopi ini sementara masih menyediakan 50 kursi. Sebagian besar ditempatkan di areal outdoor. Areal outdoor, sebuah pohon mangga yang saat ini sudah berbuah menaungi dua meja semen dan sebuah sumur tua yang disulap menjadi meja empat sisi. Beberapa meja kayu dan besi melengkapi, ditebar di beberapa sudut areal.
Untuk menu, Coffee Station mengandalkan minuman kopi berbasis espresso dan manual brew. Mereka seolah tidak ikut arus kopi susu kekinian. Mereka tetap mengandalkan cappuccino, caffe latte, piccolo atau teknik seduh manual French Press, AeroPress, V60, Vietnam drip dan tak lupa kopi tubruk sebagai tehnik seduhan paling populer di Indonesia. Harga minuman kopi yang ditawarkan di Coffe Station bervariatif, mulai dari Rp 10-25ribu.
“Trend-nya memang sedang ke kopi kekinian atau kopi susu. Secara pragmatis kami juga akan menyediakan, sedang kami develop menunya. Cuma memang secara branding kami tidak akan menonjolkan cerita kopi kekinian sebagai keunikan kedai kami,” Katanya
Untuk menu makanan berat di Coffee Station sudah ada Cheese Burger, Hot Dog, French Toast, yang memang masih bernuansa barat. Ke depan mereka juga akan menyediakan makanan berbasis nasi.
Untuk melengkapi dan membuat betah anak muda nongkrong di kedai, Coffee Station juga menambahkan beberapa jenis board game seperti UNO, poker dan catur. Akan ada ruang khusus yang dibangun untuk kebutuhan permainan ini, sekaligus ruang untuk nonton bareng pertandingan sepakbola dan E-Sport.
Jika pada malam hari, lampu gantung yang dipasang di sekitaran cafe terlihat temaram, hingga menambah kesan nuansa klasik dikafe ini.