Saking Bersihnya Got di Jopuro Banyuwangi, Ikan Bisa Tumbuh Besar
Ikan warna-warni tampak berenang ke sana kemari. Mulai yang berukuran kecil hingga yang beratnya sudah berkilogram. Uniknya, ikan ini berenang-renang bukan di kolam, melainkan di saluran air di sekitar wisata Kampung Tradisi dan Adat (Sidat) Jopuro. Wisata baru ini berada di Dusun Jopuro, Desa Kampunganyar, Kecamatan Glagah Banyuwangi.
Ikan-ikan itu memang sengaja ditebar oleh warga yang tergabung dalam pengelolaan wisata Kampung Sidat Jopuro. Penempatan ikan di saluran air merupakan sarana edukasi kepada seluruh warga dan pengunjung Kampung Sidat Jopuro.
"Ini merupakan inisiatif dari rekan-rekan kelompok biar warga dan pengunjung tidak membuang sampah pada selokan. Kita usahakan ada ikan di setiap selokan. Sekaligus untuk budidaya," ungkap Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung Sidat Jopuro, Joko Suwarno.
Kampung Sidat Jopuro dikelola masyarakat Dusun Jopuro, Desa Kampunganyar, Kecamatan Glagah, yang tergabung dalamĀ Pokdarwis binaan dari Pangkalan TNI AL (Lanal) Banyuwangi.
Wisata yang dulunya dikenal dengan nama 'Seladahan' ini memiliki pemandian alami. Namanya saja alami, airnya pasti langsung dari mata air yang terus mengalir sepanjang waktu. Kesegaran dan kealamian pemandian ini dijamin sangat terjaga.
Terdapat dua kolam pemandian di tempat wisata yang berada sekitar 7 km arah barat kota Banyuwangi ini. Untuk menjaga keaslian, dasar kolam dipertahankan seperti asalnya. Yakni pasir dan bebatuan. Kedalamannya juga aman untuk anak-anak. Karena hanya kurang lebih satu meter. Pengelola juga menyediakan ban dalam sebagai pengganti pelampung untuk berenang.
"Selain pemandian kami juga menyediakan wisata kuliner. Jadi pengunjung bisa menikmati kuliner, berenang sekaligus mendapatkan edukasi," jelasnya.
Di tempat yang juga dikenal dengan sebutan wisata Keli-kelian ini, pengunjung bisa menikmati kue cucur yang merupakan kue tradisional khas Banyuwangi. Pengunjung juga bisa menikmati ubi atau jagung rebus dan menyeruput kopi sambil melihatĀ pemandangan sawah dan jernihnya air sungai. Bagi yang ingin makanan berat ada masakan khas Banyuwangi. Di antaranya kesrut, nasi tempong dan juga pecel pitik.
Joko Suwarno menuturkan, keberadaan wisata Kampung Sidat Jopuro ini telah memberikan manfaat yang luar biasa bagi masyarakat setempat. Selain berhasil mengedukasi masyarakat agar selokan bersih dari sampah, wisata Kampung Sidat Jopuro juga telah memberikan banyak peluang kerja bagi masyarakat Jopuro khususnya. Maklum saja, saat ini sedikitnya 8 ribu orang berkunjung ke tempat ini tiap bulannya.
"Pemanfaatannya bagi warga utamanya mengurangi pengangguran juga menambah nilai pendapatan dari warga semuanya. Banyak pemuda yang kerja di luar sekarang pulang kampung untuk bekerja budidaya ikan. Jadi pemberdayaan," katanya.
Komandan Lanal Banyuwangi, Letkol Laut (P) Yulius Azz Zaenal mengatakan, Lanal Banyuwangi secara berkesinambungan membina masyarakat Jopuro dalam mengelola Kampung Sidat Jopuro. Sesuai namanya yakni Kampung Tradisi dan Adat, Lanal Banyuwangi juga mengajak masyarakat untuk mempertahankan kearifan lokal agar tradisi dan budaya tetap terjaga.
Pembinaan yang dilakukan Lanal Banyuwangi sejalan dengan tugas Lanal Banyuwangi. Karena Lanal Banyuwangi memiliki perwira staf potensi maritim. Tugasnya mencari segala potensi yang ada di masyarakat untuk dibina agar bisa dikembangkan sebaik mungkin.
"Di AL ada namanya potensi maritim, ada perwira staf potensi maritim. Ini yang mencari potensi yang nantinya digunakan untuk membantu pertahanan semesta. Jadi tidak hanya di pesisir atau di gunung. Karena bersama rakyat TNI itu kuat," ungkapnya.
Advertisement