Konferensi Mualaf di Pontianak
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Kalimantan Barat bekerja sama dengan Mualaf Center Baznas (MCB) menggelar Konferensi Mualaf Borneo (KMB) 2018 yang dilaksanakan di Balai Petitih, Pontianak, kemarin.
Konferensi ini dibuka oleh Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji dan anggota Baznas Nana Mintarti.
Konferensi ini dihadiri oleh para pegiat dakwah mualaf se-Kalimantan dan perwakilan wilayah dari negara serumpun seperti Malaysia, Brunei Darussalam dan Singapura.
"Konferensi ini bertujuan untuk menjalin kerja sama pembinaan mualaf antarnegara serumpun (Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam) serta penyusunan dan perencanaan peta pembinaan mualaf," kata anggota Baznas Nana Mintarti.
Nana menjelaskan, berdasarkan hasil kajian Indeks Rawan Pemurtadan (IRP) yang dirilis Pusat Kajian Strategis Baznas 2018 terdapat 10 provinsi Muslim teratas yang memiliki persentase nilai IRP di atas 0,5 (terkategori tinggi hingga sangat tinggi) yang salah satunya adalah Provinsi Kalimantan Barat.
Dikatakan Nana, Pulau Kalimantan atau Borneo merupakan pulau yang mencakup tiga negara serumpun yakni Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam.
"Di Kalimantan terdapat tantangan dakwah tersendiri khususnya dalam pembinaan kepada mualaf yang belum dapat dijangkau karena faktor geografis untuk menuju lokasi dan terbatasnya jumlah da'i yang membina dan mendampingi," katanya.
Di sisi lain, lanjut Nana, belum terlihat adanya pemetaan dan koordinasi intensif antarlembaga dakwah untuk mengantisipasi dan menanggulangi tantangan dakwah tersebut. Mualaf adalah salah satu asnaf (golongan) penerima zakat yang perlu mendapatkan perhatian utama di mana tugas Mualaf Center Baznas, yaitu membina dan mendampingi para mualaf sesuai tuntunan syariat Islam agar menjadi Muslim dan Muslimah yang "kaffah" (paripurna).
"Melalui konferensi ini, MCB menggandeng seluruh 'stakeholder' pegiat dakwah mualaf se-Kalimantan dan perwakilan wilayah dari negara serumpun untuk merumuskan program pembinaan terbaik bagi para mualaf," katanya.
Dalam acara pembukaan konferensi ini, Mualaf Center Baznas juga meluncurkan buku Tata Cara Ibadah Praktis dan Modul Pembinaan Bagi Mualaf. Nana mengatakan, terbitnya buku ini sebagai bentuk kepedulian Baznas dan membantu saudara-saudara mualaf untuk menguatkan iman dan memudahkan mereka menjalankan ibadah dengan baik dan benar.
Konferensi Mualaf Borneo 2018 ini diharapkan dapat memberi andil bagi pembentukan masyarakat madani dan terjalin kerja sama yang erat dengan negara-negara serumpun di Tanah Borneo. "Diharapkan membawa perubahan dan memberi pencerahan menuju mualaf yang kaffah, mandiri dan profesional," katanya. (an/ar)
Advertisement