Keturunan Tokoh Ottoman Muslim, Figur Kontroversial Johnson
Boris Johnson, Perdana Menteri Inggris, berhasil terpilih mengalahkan Menteri Luar Negeri Hunt. Dalam pemungutan suara di kalangan anggota Partai Konservatif, Boris meraih 92.153 suara sementara Hunt mencapai 46.656.
Mantan wali kota London ini mengambil alih kepempinan pemerintahan Inggris dari Theresa May pada Rabu 24 Juli 2019. Dalam pidatonya, Johnson mulai dengan memuji pendahulunya dengan mengatakan, "merupakan penghargaan menjabat dalam kabinet (May)."
Saat tiba di kantornya Selasa pagi, Johnson dihadang pemrotes yang membawa spanduk bertuliskan "Kebebasan, Independen, Identitas, Demokrasi, Kedaulatan". Ia tak menjawab sepatah pun pertanyaan dari media.
Yang menarik, Perdana Menteri Inggris yang baru ini akan memimpin Inggris keluar dari Uni Eropa per 31 Oktober mendatang apapun kesepakatan yang terjadi. Johnson pun memperingatkan jika Uni Eropa menolak bernegosiasi, maka pihaknya siap dengan kemungkinan no-deal Brexit.
Pada 23 Juni 2016 lalu, masyarakat Inggris melakukan referendum untuk memutuskan apakah tetap menjadi anggota Uni Eropa atau meninggalkan lembaga terbesar di Benua Biru itu. Hasilnya, 51,9 persen suara yang masuk mendukung agar Inggris angkat kaki dari Uni Eropa. Namun untuk bisa meninggalkan Uni Eropa, Inggris harus membayar uang cerai atau denda 39 miliar pound atau Rp 704 triliun, sebuah jumlah yang sangat besar.
" Yang menarik, Perdana Menteri Inggris yang baru ini akan memimpin Inggris keluar dari Uni Eropa per 31 Oktober mendatang apapun kesepakatan yang terjadi. Johnson pun memperingatkan jika Uni Eropa menolak bernegosiasi, maka pihaknya siap dengan kemungkinan no-deal Brexit."
Dikutip dari reuters.com, Kamis, 25 Juli 2019, Johnson telah mengirimkan pesan tegas kepada Uni Eropa kalau dia akan mengambil pendekatan secara langsung dan tegas untuk bernegosiasi agar ada revisi dalam kesepakatan perceraian Inggris dari Uni Eropa.
Di luar langkah-langkahnya yang penuh kontroversi, sebagaimana perjalanan karir sebelumnya, Boris Johnson, ternyata memiliki keturunan Muslim dan tokoh penting Kekaisaran Ottoman Turki.
Dalam debat pemilihan Partai Konservatif di televisi, belum lama ini, Boris Johnson mengaku memiliki leluhur Muslim, dikutip dari laporan BBC Urdu, seperti dikutip Dawn, 24 Juli 2019.
Penyingkapan ini menimbulkan banyak pertanyaan karena Johnson sering mendapat kritik dan dituduh Islamofobia, dengan komentar yang membandingkan perempuan Muslim berbusana burqa mirip kotak surat.
Kakek buyut ayah Johnson adalah Ali Kemal, seorang jurnalis dan politisi liberal Kekaisaran Ottoman yang bekerja di wilayah yang sekarang menjadi Turki. Dilahirkan pada tahun 1867 dari seorang ibu dari keturunan Circassian, pekerjaan jurnalistik Kemal memungkinkannya untuk bepergian ke banyak negara.
Salah satu tujuannya adalah Swiss, di mana ia bertemu Winifred Brun, seorang perempuan Anglo-Swiss dan putri seorang Margaret Johnson. Mereka menikah di London pada tahun 1903.
Kemal terjun ke dunia politik, mungkin menandakan perjalanan kariernya yang mirip dengan keturunannya.
Dia memperoleh pandangan liberal yang kuat di awal hidupnya, yang memicu pengasingannya dari Kekaisaran Ottoman.
Namun, ketika pemerintahan Sultan yang telah mengusir Kemal berakhir, dirinya menjadi salah satu tokoh paling menonjol dalam kehidupan politik Ottoman, di mana Ali Kemal menjadi menteri dalam negeri Ottoman.
Selama Perang Dunia Pertama, Kekaisaran Ottoman bersekutu dengan Jerman, sehingga putra dan putri Kemal yang tinggal di Inggris, mengadopsi nama keluarga ibu mereka, Johnson.
Putra Kemal, Wilfred Johnson menikah dengan Irene Williams, dan putra mereka adalah Stanley Johnson, ayah Boris.
Menurut Hurriyet Daily News, Boris Johnson dilahirkan pada tahun 1964 dan menerima pendidikannya di Eton College, sebuah sekolah swasta elit Inggris yang menghasilkan banyak perdana menteri Inggris, termasuk David Cameron, yang mengusulkan referendum Brexit.
Johnson belajar klasik di Universitas Oxford dan terpilih sebagai presiden Serikat Oxford pada tahun 1986.
Pria berusia 55 tahun itu berasal dari keluarga Inggris kelas menengah ke atas yang kaya. Ayahnya, Stanley Johnson, seorang politisi Inggris dari Partai Konservatif Parlemen Eropa dari 1979 hingga 1984.
Boris Johnson mengalahkan pesaingnya, Menteri Luar Negeri Jeremy Hunt dengan selisih suara 66 banding 34 persen.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga memberi selamat kepada Johnson dan berharap dia sukses sebagai perdana menteri.
"Saya mengucapkan selamat kepada @BorisJohnson, yang menjadi perdana menteri ke-77 Inggris, dan berharap dia sukses dalam posisi barunya," tulis Erdogan di Twitter pada 23 Juli. "Saya percaya hubungan Turki-Inggris akan berkembang lebih jauh di era baru ini."
Boris Johnson, mantan walikota London, telah membujuk rekan Konservatif dengan berjanji akan berhasil dan menutup kegagalan Brexit Theresa May dalam memimpin Inggris keluar dari Uni Eropa pada tanggal 31 Oktober 2019.
Advertisement