Kenikmatan Kopi Melalui Cangkir Tanah
ngopibareng.id – Terinspirasi dari lagu Nugie berjudul “Pembuat Teh”, akhirnya berdirilah warung kopi bernama “Warung Kopi Tanah di Lamongan, Jawa Timur. Warung kopi itu, kini menjadi idola kaum muda mudi di daerah setempat.
Bait lagu yang melahirkan inspirasi bagi Diki Rendra adalah: “Buatkan buatkan. Teh ramuan tangan. Buatkan buatkan. Teh dalam cangkir tanahmu” Bait tersebut merupakan satu paragraf lirik lagu yang pernah dipopulerkan oleh Nugie diatas dalam album Udara pada tahun 1998 silam.
Soal Warung Kopi Tanah, adalah warung kopi yang menyajikan kopi dengan menggunakan cangkir yang terbuat dari tanah atau gerabah. Warung milik Diki itu berada di Jalan Kusuma Bangsa, Kota Lamongan.
Menurut cerita seorang Karyawan Warung Kopi Tanah, Diki Rendra Pratama, ketertarikan untuk menggunakan cangkir berbahan tanah itu karena memang belum pernah ada warung kopi yang menyajikan kopi dengan cangkir tanah.
“Kita awalnya tertarik dengan cangkir tanah. Inspirasi kita mencari di Google karena belum pernah ada, pertama kali ada disini,” ungkapnya, dikutip dari laman timesindonesia.co.iid.
Diki menjelaskan, kopi dalam cangkir tanah diracik sekaligus disuguhkan dengan takaran dan cara yang berbeda apabila di banding pembuatan dan penyajian kopi-kopi yang disuguhkan di warung kopi lain. “Karena pas waktu mengaduk ini bisa tercampur dengan tanah, soalnya kalau mengaduk sendoknya digaruk-garukkan ke cangkirnya, sehingga tanah yang bekas di bakar di bakar tercampur,” urainya.
Cara itu pembuatan tersebut membuar rasa nan lain daripada yang lain. “Ciri rasanya, ada rasa pahit, rasa pahit ada getirnya sedikit. Jadi ini kopi tercampur tanah,” ucapnya.
Di warung itu, ada tulisan “Hidup seperti secangkir kopi. Ada pahit, ada manis. Ada getir dan ada semangat di dalamnya. Carilah yang terbaik untukmu”.
Apalagi, sambung Diki, kopi yang disajikan merupakan hasil tumbukan sendiri. “Ini kopi hitam biasa, cuma kualitas beda. Kopi bikin sendiri, kopi yang kita pakai sendiri produk sendiri. Kita tidak mengiling tapi numbuk sendiri, rasa tumbukan dan giling beda,” urainya.
Untuk harga secangkir Kopi Tanah, harganya tak sampai menguras isi kantong. “Secangkir harga hanya cuma Rp 3.000,” katanya. Harga semurah itu membuat warung yang di kemas sederhana dan natural selalu ramai dikunjungi anak-anak muda yang masih tergolong ABG. “Sehari habis setengah kilogram,” tutupnya.
Satu diantara pengunjung, Mamad mengaku Kopi Tanah memikiki rasa yang selalu membuatnya kecanduan. “Rasanya beda di banding kopi biasanya, bedanya dari cangkirnya yang bikin rasanya beda,” ucapnya. (frd)