Gombengsari, Ciptakan Wisata Petik Kopi di Banyuwangi
ngopibareng.id – Banyuwangi memang kaya akan ladang kopinya, sampai masing-masing masyarakatnya memiliki lebih dari sekitar 1.750 hektar kebun kopi. Seperti pada kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro yang mengelola kopi dalam bentuk OC, yakni telah dikupas dan dijemur kering, dengan harga di kisaran Rp 23 ribu sampai Rp 25 ribu per kg.
M Farid Isnaini, Lurah Gombengsari beserta warga yang menyepakati emrubah kondisi tersebut menjadikan Kampung Kopi. Dia berharap petani kopi bisa mendapatkan nilai yang lebih tinggi dari pekerjaan mereka.
“Kami kini punya 20 kelompok pengelola merek kopi. Ada namanya Kopi Kahyangan, Kopi Lego, Kopi Seblang, Kopi Sogeh dan lainnya,” kata M Farid Isnani yang memimpin Gombengsari selama 6 tahun, dikutip dari TimesIndonesia, pada Senin (26/12).
Mereka juga sudah mempunyai merk kopi sendiri yakni Kahyangan, salah satu merek kopi ini pengelolanya dipimpin Sahnawi yang telah memiliki pelanggan kafe di Kalimantan, Bogor dan Yogyakarta. Satu bungkus Kahyangan Kopi Lanang berat 200 gram dihargai Rp 30 ribu, sedangkan Kopi Luwak dibandrol Rp 50 ribu.
“Setiap bulan kami menjual 25 kg. Pernah 6 bungkus sampel dibawah ke Amerika dan ada permintaan, tapi kami belum bisa ekspor,” kata Sahnawi.
Sahnawi menjelaskan, keunggulan kopi olahan kelompoknya yang disangrai di atas bara api selama 2 jam itu berbau harum dan tidak terlalu pahit. Dikatakannya, penikmat kopi juga akan tetap merasa nyaman di lambung.
Tidak hanya membuat merek kopi saja, warga Gombengsari juga menjual kopi mereka dalam bentuk paket wisata. Jika sebelumnya, wisata di Banyuwangi hanya ke Gunung Ijen, pantai atau petik buah naga dan jeruk, maka saat ini ada wisata petik kopi.
“Wisata petik kopi ini memang baru berjalan delapan bulan terakhir. Namun cukup menarik minat agen-agen travel yang memasukkan paket wisata petik kopi Gombengsari dalam agenda yang mereka tawarkan,” kata Isnaini. (hrs)
Advertisement