Festival Ngopi Sepuluh Ewu, Dongkrak Penjualan Kopi Banyuwangi
Ngopibareng.id – Festival Ngopi Sepuluh Ewu yang digelar Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur, berhasil mendongkrak penjualan kopi daerah setempat.
Jajang Nuryaman (25), wirausahawan kopi asal Desa Kampung Anyar, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, mengemukakan penjualan kopinya naik sekitar 50 persen, mencapai 15 kg. “Alhamdulillah, kopi saya semakin laris sejak ada festival ngopi,” kata pemilik merek Traditional Coffee Manjehe itu dikutip dari Antaranews.com.
Menurut Jajang, harga kopi yang dijualnya bervariasi, misal untuk kopi arabica Rp45 ribu per pak, robusta Rp30 ribu, kopi lanang robusta Rp45 ribu, kopi lanang arabica Rp60 ribu, dan kopi luwak Rp250 ribu. Ia bercerita yang dikutip dari laman Antaranews.com bahwa bisnisnya ini merupakan usaha keluarga yang telah dirintis sang ayah sejak 11 tahun silam. Kala itu, ayahnya hanya melayani pemesanan bubuk kopi untuk warga lokal Banyuwangi. Kopinya diambil dari perkebunan Kalibendo, yang terletak di lereng kaki Gunung Ijen.
“Orang-orang bilang kopi ayah enak. Saya pun berpikir kenapa tidak mengembangkan bisnis ini. Teman-teman juga menyemangati saya agar meneruskan usaha ayah. Dari sanalah, saya tertarik untuk terjun ke bisnis kopi, apalagi sekarang ada festival ngopi yang membuat kopi Banyuwangi semakin diminati,” tutur Jajang. “Biji kopinya kami beli dari petani kopi di seluruh Banyuwangi, jadi benar-benar kopi khas Banyuwangi,” katanya.
Pasar kopinya pun semakin meluas, tak hanya dijual di toko milik keluarga tapi juga di sejumlah distro di sekitar Banyuwangi dan BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) Kampung Anyar, serta melalui media sosial. “Sekarang yang beli kopi Manjehe bukan hanya warga lokal, tapi juga wisatawan domestik dan turis asing yang sedang berlibur ke Banyuwangi. Senang sekali, berkat pariwisata Banyuwangi semakin berkembang, usaha kami juga ikut terangkat,” katanya.
Muhammad Efendi, pelaku usaha kopi di Banyuwangi juga merasakan efek positif dari Festival Ngopi. Pemuda asal Desa Kemiren ini mengaku penjualan kopi di karang tarunanya meningkat dari hanya 45 pak, menjadi 80 pak.
Ia mematok harga Rp30 ribu per pak (250 gram) untuk robusta, dan Rp35 ribu per pak (125 gram) untuk arabica. “Bahkan kalau pas ada kegiatan, kami bisa menjual sampai 30 pak per hari,” katanya. Produksi kopi di Banyuwangi mencapai 9.000 ton/tahun. Kopi yang diproduksi terdiri dari 90 persen jenis robusta dan 10 persen jenis arabica.