Festival Kopi Nusantara akan Digelar di Ijen
ngopibareng.id – Produksi kopi jenis Arabika sudah diprediksi akan meningkat mencapai 10 ribu ton, ketimbang tahun sebelumnya yang hanya delapan ribu ton saja. Hal ini juga dipengaruhi dari perluasan areal lahan kopi yang terus dikembangkan oleh Dinas Perkebunan Jawa Timur.
Untuk meningkatkan produksi kopi di Jawa timur, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso berencana menggelar Festival Kopi Nusantara di Blue Fire, lereng gunung Ijen. Acara tersebut akan diagendakan selama dua hari saja pada Sabtu dan Minggu dan menggandeng Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Jember.
“Festival kopi nusantara ini akan dilaksanakan pada Sabtu hingga Minggu, 23-24 Juli 2016. Kita kerja sama dengan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Jember,” ujar Kepala Dinas Kehutanan dan Pekebunan (Dishutbun) Kabupaten Bondowoso Muhammad Erfan yang dikutip dari antarajatim.com, Selasa lalu.
Erfan menjelaskan, peserta yang akan ikut dalam Festival Kopi Nusantara ini adalah dari berbagai daerah penghasil kopi arabika dan robusta di seluruh Indonesia.
“Semua peserta festival yang akan digelar Pemkab Bondowoso, akan dinilai citarasa kopinya atau rasa kopi yang terbaik oleh tim juri. Sedangkan juri sendiri nantinya berasal dari pihak yang berkompeten seperti dari Puslitkoka, eksportir kopi, dan yang lainnya,” paparnya.
Tidak hanya acara festival kopi saja yang nantinya akan digelar, namun akan ada lomba meracik kopi yang akan diikuti oleh berbagai daerah di Indonesia guna menemukan peracik kopi terbaik. Serta nantinya juga akan ada lomba stand kafe di lereng gunung Ijen.
Menurut Erfan, pelaksanaan Festival Kopi Nusantara bertujuan untuk meningkatkan produksi kopi terutama di Kabupaten Bondowoso, yang mana beberapa waktu lalu sudah diresmikan sebagai “Kabupaten Republik Kopi,” oleh Bupati Amin Said Husni.
“Selain untuk peningkatan produksi juga untuk membangun jaringan pasar. Karena di Indonesia sudah mengarah ke darurat kopi nasional, jadi konsumsi kopi dalam negeri terus mengejar jumlah yang di ekspor dan bisa jadi kita bukan negara eksportir kopi lagi bisa-bisa jadi negara pengimpor kopi,” tutupnya. (hrs)