Diwaduli Persebaya, Ketua Dewan Semprot Pemkot
Ketua DPRD Kota Surabaya, Armuji memberikan peringatan kepada Pemkot Surabaya terkait Persebaya. Sebagai ikon Surabaya, keberadaan tim sepakbola berjuluk Bajol Ijo itu harus didukung sepenuhnya.
"Pemkot jangan persulit izin untuk Persebaya. Karena Persebaya itu kebanggaan kita semua," ucap Armuji usai mendegarkan keluhan dari pengurus Persebaya di Gedung DPRD Surabaya, Jumat 29 Desember 2017.
Tidak hanya itu, terkait penutupan lahan sirkuit untuk area parkir dalam laga terakhir Persebaya melawan PSS Sleman, belum lama ini, Armudji meminta Pemkot Surabaya tidak mengulangi lagi.
Sebab, fasilitas tersebut dibangun dengan menggunakan dana APBD. "Pemkot jangan takut rusak. Semua fasilitas itu dibangun dengan uang rakyat. Kalau ada apa-apa memang mau Dispora bertanggung jawab," semprotnya.
Sebelumnya, di depan anggota dewan, pengurus Persebaya mengeluhkan sulitnya mendapatkan ijin pemakaian sejumlah sarana olahraga. Mulai dari Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Wisma Persebaya dan Lapangan di Karangayam.
"Kami membawa nama Surabaya, tapi selama bermain di Surabaya, kita merasa menjadi orang asing. Kami simple, sebagai ikon Surabaya, kita ingin diterima seutuhnya," ujar Manajer Persebaya, Chairul Basalamah.
Terkait penggunaan fasilitas olahraga, manajemen sebenarnya tidak masalah jika diberlakukan uang sewa, asalkan ada kepastian dalam penggunaan fasilitas yang disewakan. "Kita tidak masalah jika disamakan dengan penyewa umum. Kita siap membayar," tegasnya.
Puncak kekesalan Persebaya terjadi saat pertandingan melawan PSS Sleman dalam laga bertajuk "Selebrasi Game" di Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya, beberapa waktu lalu.
Saat itu, manajemen Persebaya merasa dikerjai Pemkot Surabaya karena secara mendadak areal sirkuit Gelora Bung Tomo yang disiapkan sebagai lahan parkir ditutup beberapa jam sebelum pertandingan.
Akibatnya, parkir dialihkan di sepanjang akses menuju Gelora Bung Tomo yang membuat macet total karena akses jalan menunju stadion juga sempit. "Pertandingan terakhir itu pukulan telak bagi kami. Selama main di Surabaya, manajemen tidak pernah sepeserpun mengambil uang parkir," tandasnya.
Sementara Kepala Dispora Kota Surabaya, Afghany Wardhana merasa tidak pernah mempersulit Persebaya, "Kita tidak pernah mempersulit. Siapapun yang ingin menyewa tinggal mengajukan surat permohonan ke Dispora," elaknya. (tom)