Budaya Kopi, Representasi Kebiasaan Ngopi Masyarakat Mojokerto
ngopibareng.id – Budaya meminum kopi sudah melekat pada masyarakat Indonesia sejak dulu. Bagi sebagian orang, mengkonsumsi kopi ialah salah satu cara melepaskan kepenatan atas segala macam rutinitas dan kegiatan yang sudah dilakukan seharian.
Setiap daerah yang ada di Indonesia mempunyai budaya yang berbeda mengenai kopi baik tentang penyajiannya, cita rasa atau aroma maupun konsep sebuah kedai yang akan menjual kopinya. Seperti yang terjadi di Mojokerto, kedai kopi atau tempat nongkrong yang menjual minuan kopi saat ini memang banyak kita jumpai di segala sudut kotanya. Salah satunya adalah ‘Budaya Kopi’.
Budaya Kopi dirintis oleh Dessy bersama Adiknya sejak Mei 2016 lalu, “Belajar kopi sebenarnya berawal dari bukak usaha warung kopi kecil-kecilan,” ucapnya. “Hingga akhirnya sekitar satu tahun kita memutuskan belajar lebih dalam lagi dan berani beralih, jadilah Budaya Kopi ini,” imbuh Dessy, pemilik sekaligus pengelola Kedai kopi yang bertempat di bilangan Jalan Pekayon 03, Kranggan, Mojokerto.
“Budaya itu luas, semua hal bisa kita sebut budaya, tergantung kebiasaan-kebiasaan,” ungkap Dessy menceritakan latar belakang pemilihan nama kedainnya. Ia mengatakan bahwa Ngopi di Mojokerto sudah menjadi kebiasaan sehari-hari masyarakatnya.
“Budaya kopi ingin mengenalkan kopi nusantara dan memberi tahu masyarakat bahwa ada cara minum kopi dengan cara baru yang berbeda, bukan hanya yang sudah dikenal biasanya mungkin dengan cara tubruk,” jelas Dessy. Ya, dari segi penyajian, kedai ini memberikan suguhan varian kopi nusantara dengan beberapa metode, di antaranya; V-60, Shippon, Vietnam Drip, dan Espresso. “Selain kopi nusantara yang populer, kami juga ada kopi robusta yang berasal dari Mojokerto sendiri,” tandas Dessy.
Dari segi tata ruang, kedai ini memiliki konsep perpaduan, “konsep kita lebih general, bisa mewakili cirikhas atau karakter indonesia, memadukan modern culture dan traditional culture juga,” tukas Dessy.
Kedai ini baru saja menggelar Grand Openingnya pada 27 – 29 Oktober, Dalam acara tersebut Budaya Kopi dibantu Sri Rejeki Conspiracy, Komunitas Fotografi Mojokerto. Adapun serangkaian acara yang dihelat selama tiga hari tersebut adalah; photo contest, indie clothing, sablon on the spot, live accoustic dan pemotongan tumpeng pada malam puncak, Sabtu (29/10/2016).
Tak sampai disitu, di sela-sela acara, para tamu undangan dan pengunjung dilibatkan dalam sebuah games. Mereka diminta untuk menyeruput dan menebak mana jenis kopi robusta dan kopi arabika dalam 5 gelas kopi yang sudah disediakan. (frd)