Bocorkan Lima Trik Bertani Kopi yang Baik ala KTNA Lampung Barat
ngopibareng.id – Meningkatkan produksi dan tetap menjaga kualitas juga kuantitas biji kopi memang tak mudah. Beragam cara pun akhirnya dilakukan para petani kopi di Kabupaten Lampung Barat guna terus meningkatkan hasil produksi yang bermutu unggul.
Hal inilah yang dikemukakan Hi Agus Sifaur Rosid, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Maju Makmur Pekon Mekarsari, Kecamatan Pagadewa, pada inilampung.com.
Menurut dia, pada dasarnya terdapat lima poin yang baik dijalankan dalam budi daya perkebunan kopi agar mampu mencapai harapan sebagaimana diatas.
Yang pertama, perlu dilakukan pemangkasan atau perantingan pasca pengambilan buah yang berkwalitas. Hal ini dikarenakan agar bisa memisahkan antara ranting produktif dan ranting yang tidak berguna. Kedua, pengaturan jarak tanam yang ideal untuk kelangsungan tumbuh sehat produktifnya tanaman kopi juga penting. Sehingga bisa mencapai produksi buah yang maksimal.
Ketiga, mereklamasi lahan yang kurang subur dengan upaya mengembalikan PH tanah dari tadak normal menjadi normal kembali. Sebab, untuk tumbuh kembangnya tanaman kopi harus standar di angka PH 6.5 dengan teknologi yang tepat, cerdas dan dinamis.
Kemudian keempat, yakni mereformasi struktur medium tanam per-batang kopi menjadi lingkaran lubang tanam, ini berguna untuk penyerapan air hujan agar tercukupi kadar airnya ketika musim kemarau panjang. Sebab, tanaman kopi perlu penyiraman air, sekaligus berguna untuk penampungan pupuk dan sampah, juga daun dahan bekas rantingan.
Lalu yang kelima, segera melakukan perehapan (dandan) batang yang rusak sehabis pengambilan buah. Karena dalam hal ini petani harus bertindak cepat sebagaimana yang sudah nyata sekarang terjadi dilapangan bahwa buah kopi memerah masih nempel di batang sementara “bunga” bakal buah untuk musim tahun (musim) berikutnya sudah menyusul.
Diakui Agus yang juga wakil KTNA Kabupaten Lambar, kelima tips dan trik ini berhasil diperoleh pihaknya saat mengikuti program study banding kopi di negara Vietnam, bersama Bupati Drs Hi Mukhlis Basri, M.M.,. Dimana di negara tersebut dalam satu hektar tanaman kopinya telah mampu memperoleh 8 ton biji kopi kering. Sementara di Indonesia secara rata-rata maksimal hanya satu ton.
“Itulah yang membedakan pola tanam petani Lambar dengan Vietnam,” tandasnya. ( Wsn )