Agar Berstandar Internasional, Kualitas Barista di Tanah Air Perlu Ditingkatkan
ngopibareng.id – Belakangan ini, kopi menjadi salah satu minuman yang sangat digemari oleh berbagai kalangan Indonesia. Buktinya dapat dilihat dari menjamurnya coffee shop baru di berbagai sudut kota di Indonesia. Melihat hal tersebut, sejumlah pertanyaan penting sering muncul di benak para pecinta kopi, apakah kualitas barista dalam negeri sudah setara dengan standar internasional?
Sebagai negara penghasil kopi terbesar keempat di dunia, serta satu-satunya negara yang seluruh daerahnya dapat ditumbuhi kopi, kualitas barista Indonesia masih terbilang ada di posisi bawah jika dibandingkan dengan negara-negara lain.
Menurut Irvan Helmi, selaku co-founder salah satu coffee shop ternama Ibu Kota, memang membuat kopi itu tidak semudah yang orang bayangkan. Seorang barista harus memiliki keahlian khusus, agar citarasa kopi yang disajikan benar-benar bisa memuaskan para konsumen.
“Barista itu ujung tombaknya kopi, dan kopi yang enak itu tergantung dari kemampuan baristanya. Sesempurna apapun biji kopi yang telah digiling hingga diseduh, akan kembali lagi kepada kemampuan sang barista,” tutur Irvan, dalam konferensi pers event Indonesia Coffee Events (ICE) 2017 yang diselenggarakan oleh Barista Guild Indonesia, di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/11/2016). Dikutip dari laman okezone.com.
Event ini merupakan rangkaian kompetisi yang dirasa penting untuk meningkatkan industri kopi domestik Tanah Sir. Nantinya akan ada 4 kompetisi utama yaitu Indonesia Barista Championship (IBC), Indonesia Brewers Championship (IBrC), Indonesia Latte Art Championship (ILAC) & Indonesia Cup Tasters Chamipionship (ICTC).
Sejalan dengan pemikiran Irvan, seorang barista berbakat asal Jakarta, Muhammad Aga, juga memaparkan sejumlah permasalahan kompleks yang sering dihadapi oleh para barista dalam negeri. Diakui Aga, Indonesia masih kekurangan wadah bagi para barista untuk mendapatkan informasi-informasi penting seputar industri kopi saat ini, terutama barista yang berada di daerah.
“Selama ini kan orang menganggap tugas barista itu hanya meracik kopi yang lezat. Tapi, sebetulnya mereka juga bertanggung jawab untuk mengedukasi para konsumen tentang sejarah dan proses kopi yang mereka racik. Disitulah value yang harus ditekankan,” pungkas Aga