7 Ibu Hamil di Kota Ambon Positif HIV/AIDS
Di Kota Ambon terdapat tujuh orang ibu hamil posisitf mengidap penyakit HIV/AIDS.
Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Ambon, Maluku menyebutkan, dari 5.700 orang ibu hamil, tujuh diantarnya terindikasi mengidap penyakit HIV/AIDS berdasarkan hasil pelacakan yang dilakukan sejak tahun 2015 hingga 2018, kata Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy, di Ambon, kemarin.
Dikatakannya, kegiatan pelacakan dan kesiapan sarana dan prasarana Puskemas, jumlah kasus semakin banyak ditemukan dan jumlah penderita semakin berkurang.
Hasil pelacakan yang dilakukan tahun 2015 terdapat 31 penderita Aids dari total 89 penderita ditemukan atau 34,8 persen, tahun 2016 sebanyak 54 penderita dari total 243 penderita ditemukan atau 22,2 persen.
Sedangkan di tahun 2017 ditemukan 37 penderita dari total 205 atau 18,2 persen, dan tahun 2018 terdapat 34 penderita dari total 286 penderita atau 11,8 persen.
Richard menjelaskan, pelacakan kasus dilakukan berkelanjutan dengan pengobatan yang teratur dan perbaikan pola hidup penderita.
"Kita berharap tingkat penularan penyakit semakin berkurang sehingga di tahun 2030 dapat mencapai target nasional getting 3 zero yakni tidak ada infeksi baru Hiv tidak ada yang meninggal karena Hiv/Aids, dan tidak ada diskriminasi Odha," ujarnya.
Ia mengakui, potensu penularan Hiv/Aids terbesar ada pada kelompok resiko tinggi yakni lelaki seks lelaki (LSL), waria, ibu hamil dan psk.
Mengantisipasi penularan Hiv Aids maka ibu hamil wajib melakukan pemeriksaan rutin di rumah sakit atau puskesmas.
"Ibu hamil wajib melakukan pemeriksaan darah dan proses screening untuk mengetahui kondisi kandungan, jika terdeteksi mengidap Hiv harus ditindaklanjuti dengan pengobatan sehingga bayi yang dikandung tidak tertular," katanya.
Richard menambahkan, sejak tahun 2010-2013 dua puskesmas di Ambon memiliki klinik Volunteri consulting and Testing (VCT) untuk proses deteksi dini Hiv yakni puskesmas Karang Panjang dan Waihaong.
"Tahun 2018 semua puskemas telah memiliki klinik VCT yang dapat diakses masyarakat untuk melakukan pemeriksaan darah HIV. Tetapi untuk proses pengobatan lengkap penderita, dapat dilakukan di puskemas Karang Panjang dan Waihaong," tandasnya. (an/ar)
Advertisement